10 Fakta Tradisi Unik Ngejot di Lombok Yang Wajib Kamu Tahu


Reni  October 16, 2022  0 Comment

Indonesia kaya akan adat-istiadat dan kearifan budaya lokal yang dimiliki. Wilayah Indonesia bagian Timur terkenal dengan budaya lokalnya yaitu tradisi Ngejot di Lombok. Tradisi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyambut kedatangan hari raya Idul Fitri. 

Adapun tradisi yang dilakukan adalah memberi makanan untuk keluarga, tetangga, pemuka agama, pemuka adat, pemimpin desa di wilayah Lombok, dan lain-lain. 

Tujuan dari tradisi ini adalah sebagai bentuk rasa berbakti anak terhadap orang tua, menjalin silaturahmi, dan memupuk etika terutama bagi anak-anak dan kalangan remaja. Berikut ini adalah fakta unik yang ada pada tradisi Ngejot di Lombok. 

Fakta Unik Nama Tradisi Ngejot di Lombok

tradisi ngejot lombok

Kata Ngejot memiliki makna datang. Kata tersebut diambil dari bahasa Sasak yang terdapat di Desa Lenek. Ngejot memiliki kata dasar yaitu jot. 

Secara umum, tradisi Ngejot dapat diartikan sebagai kegiatan silaturahmi dengan tujuan saling berbagi rezeki dalam bentuk makanan.

Tradisi Ngejot ini dirayakan oleh masyarakat Lombok dalam rangka menyambut bulan Syawal yaitu pada hari raya Idul Fitri.  terdapat di daerah Lombok bagian Timur yaitu Desa Paer Lenek yang berada di Kecamatan Lenek. 

Tradisi Ngejot di Lombok dilakukan oleh Perempuan

tradisi ngejot lombok
travel.tempo.co

Salah satu keunikan yang dimiliki oleh tradisi Ngejot ini adalah dilakukan oleh kaum perempuan sebagai pesertanya. 

Baca juga :  10 Sewa Mobil Gorontalo yang Aman, Mudah dan Murah – Lepas Kunci!

Para wanita yang menjadi peserta dalam tradisi Ngejot tersebut antara lain anak-anak, remaja, dan wanita dewasa. 

Para wanita akan membawa berbagai jenis makanan dan cemilan khas Lombok tepatnya dari Desa Lenek. Semua jenis makanan dan cemilan tersebut akan dibawa menggunakan sampak dan diletakkan di atas kepala setiap wanita. 

Sampak merupakan wadah yang digunakan untuk meletakkan semua makanan yang akan dibawa. Bentuknya menyerupai seperti talam.

Kemudian, semua makanan tersebut akan ditutupi menggunakan tembolak. Tembolak adalah penutup makanan yang bentuknya menyerupai tudung saji dan terbuat dari anyaman daun lontar yang berwarna merah. 

Kegiatan Sungkeman pada Tradisi Ngejot di Lombok

sungkeman ngejot lombok
hihellohappiness.blogspot.com

Pada tradisi Ngejot ini terdapat kegiatan sungkeman. Kegiatan sungkeman ini bertujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi anggota keluarga. 

Selain itu, kegiatan sungkeman ini bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada anggota keluarga yang umurnya lebih tua. 

Kegiatan sungkeman akan dilakukan oleh anggota keluarga yang berusia lebih muda untuk meminta maaf jika terdapat kesalahan. 

Sehingga, kegiatan sungkeman ini merupakan acara puncak dari tradisi Ngejot dengan harapan dapat menghapus dosa-dosa yang terdahulu. 

Tradisi Ngejot di Lombok Menggunakan Peralatan Tradisional

wadah tradisonal ngejot lombok
menpan.go.id

Fakta unik lainnya yaitu menggunakan peralatan yang tradisional yaitu khas Lombok. Wadah untuk meletakkan makanan yang akan dibawa ini disebut dengan sampak

Masyarakat Lombok menggunakan sampak untuk memberikan makanan kepada anggota keluarga, petinggi desa, dan tokoh penting lainnya. 

Tujuan dari tradisi Ngejot di Lombok ini adalah untuk silaturahmi, sehingga makanan dibuat dengan sepenuh hati dan menggunakan peralatan tradisional sebagai wadah makanan. 

Penyerahan Jot-Jotan dalam Tradisi Ngejot di Lombok

penyerahan jot jotan
suarantb.com

Jot-jotan dalam bahasa Indonesia memiliki makna berupa sesajen. Penyerahan jot-jotan ini merupakan acara yang penting dalam tradisi Ngejot. Penyerahan jot-jotan dilakukan setelah semua penduduk desa tersebut berkumpul dan akan diserahkan oleh pemuda desa. 

Baca juga :  7 Festival Paling Meriah di Brazil Bikin Melek Semalaman

Jot-jotan yang diserahkan berupa lauk pauk dan makanan ringan yang berasal dari Desa Lenek. Penyerahan jot-jotan ini merupakan bagian dari festival Ngejot dengan tujuan menyerahkan makanan khas Desa Lenek untuk sesajen. 

Pemuka agama, pemuka adat, atau tokoh masyarakat setempat harus mengambil wudhu sebelum menyerahkan jot-jotan tersebut. 

Semua tokoh penting tersebut akan mengambil wudhu pada tempat yang telah disediakan sebelumnya oleh pemuda dan panitia. 

Setelah selesai berwudhu, para tokoh penting ini kemudian berkumpul di dalam tenda yang dibuat dengan anyaman daun kelapa. Masyarakat Desa Lenek menyebutnya dengan pepaosan.

Selanjutnya, dilakukan acara sungkeman dan penyerahan jot-jotan oleh pemuda kepada tokoh penting Desa tersebut. 

Memberikan Sampak Kepada Keluarga 

pemberian sampak ngejot lombok
travel.tempo.co

Masyarakat akan memberikan sampak kepada keluarga setelah selesai menyerahkan jot-jotan dalam tradisi Ngejot ini. 

Pemberian sampak ini dilakukan dengan cara berjalan beriringan ke rumah keluarga masing-masing. Penduduk desa setempat bebas memberikan sampak kepada keluarga atau ke masjid yang dekat dengan rumah. 

Sampak yang berisi makanan khas Lombok ini, dimanfaatkan sebagai menu buka puasa untuk jamaah yang melakukan solat di masjid pada akhir bulan puasa. 

Tradisi Ngejot di Lombok Secara Modern

ngejot lombok modern
mongabay.co.id

Masyarakat Desa Lenek mewarisi tradisi ini dan dilestarikan secara turun-temurun kepada anak cucunya. 

Jika sebelumnya tradisi Ngejot ini dilakukan sebelum lebaran, saat ini tradisi tersebut dilakukan setelah lebaran pertama. Hal ini karena mengikuti era perkembangan zaman modern.

Sehingga, tradisi Ngejot saat ini dipengaruhi oleh gaya dan pola hidup masyarakat Desa Lenek. Meskipun telah mengikuti perkembangan zaman, tradisi Ngejot yang dilakukan saat ini tetap memperhatikan adat-istiadat dan norma yang berlaku. 

Tradisi Ngejot di Lombok Sebagai Bentuk Sedekah

ngejot lombok untuk sedekah
travel.detik.com

Tradisi Ngejot ini selain bertujuan untuk silaturahmi juga sebagai bentuk sedekah kepada umat manusia. Masyarakat Desa Lenek menyebut tradisi Ngejot di Lombok ini sebagai kegiatan amal. 

Baca juga :  10 Sungai Terbesar di Indonesia: Keajaiban Aliran Air Nusantara

Melalui tradisi Ngejot ini, semua kalangan masyarakat Desa Lenek bisa merasakan kebahagiaan dan suka cita. Karena mendapatkan makanan dengan jumlah yang merata, sehingga tidak perlu bersedih ketika hari lebaran tiba. 

Tradisi Ngejot di Lombok Sebagai Bentuk Silaturahmi

ngejot lombok untuk silaturrahmi
ftp.wowkeren.com

Tradisi Ngejot merupakan salah satu tradisi yang digunakan sebagai sarana untuk memperkuat tali silaturahmi keluarga. 

Hal ini ditunjukkan dengan seluruh masyarakat Desa Lenek yang hadir untuk merayakan tradisi tersebut dengan perasaan suka cita. 

Tradisi yang kental akan budaya leluhur ini juga menyimpan sisi keagamaan yang mendalam bagi masyarakat Desa Lenek di Lombok Timur. 

Masyarakat setempat merayakan tradisi Ngejot ini ketika akan menyambut kemeriahan Idul Fitri setelah puasa Ramadhan berakhir.

Lapangan Wirangbaya ini sebagai saksi perayaan tradisi Ngejot yang dilakukan oleh penduduk setempat dari zaman dahulu hingga saat ini. 

Tradisi Ngejot di Lombok Sebagai Bentuk Pelestarian Budaya Lokal

ngejot lombok budaya lokal
travel.detik.com

Wilayah Lombok memiliki budaya lokal dan adat-istiadat yang diwarisi secara turun-temurun oleh leluhurnya pada zaman dahulu.

Salah satu budaya lokal tersebut adalah tradisi ngejot yang hingga saat ini masih terus berjalan. 

Baca Juga :

Kuta Mandalika, Wisata Yang Harus Ada Di List Kamu Saat Di Lombok

Hal ini bertujuan agar masyarakat setempat selalu melestarikan budaya lokal tersebut dengan baik agar generasi muda dapat ikut berpartisipasi di dalamnya dan antusias terhadap kearifan budaya daerah. 

Baca Juga :

Gili Kondo, Surga Kecil yang Tersembunyi di Lombok Timur

Selain itu, tradisi ini sangat unik dan hanya terdapat di wilayah Lombok Timur saja yaitu tepatnya berada pada Desa Lenek saja.

Baca Juga :

Sate Bulayak, Sate Dengan Bumbu Rempah Khas Suku Sasak

Demikianlah fakta unik dari tradisi Ngejot di Lombok yang terdapat pada artikel ini. Semoga dengan informasi yang telah diberikan, dapat membuat bangsa Indonesia terutama generasi muda lebih mencintai kearifan lokal dan melestarikan budaya yang dimiliki. 



Leave a Reply